Kamis, 04 Agustus 2011

Kain tradisional khas Batak


Ulos merupakan salah satu kerajinan tradisional khas Batak. Entah kapan masyarakat Batak mulai membuat Ulos. Konon, Ulos telah menjadi kerajinan khas Batak sejak dulu. Bahkan sebelum mereka mengenal produk tekstil, Ulos dijadikan pakaian keseharian. Meskipun demikian, tidak semua Ulos Batak dapat dipakai dalam keseharian.

Ada Ulos yang hanya boleh dikenakan dalam acara tertentu. Misalkan saja, Ulos Jugia. Ulos ini hanya boleh dikenakan oleh orang Batak yang telah memiliki cucu. Ada juga Ulos Ragi Hidup yang dapat dipakai untuk berbagai keperluan adat. Tidak hanya dua macam Ulos itu saja, masih ada beberapa jenis lainnya.

Proses pembuatan Ulos relatif sama dengan kain tenun tradisional pada umumnya. Sehelai Ulos dibuat dari beberapa helai benang yang ditenun dengan menggunakan alat tenun tradisional. Para pengrajin tenun seringkali menyebutnya ATBM, Alat Tenun Bukan Mesin. Untuk membuat sehelai kain Ulos diperlukan waktu yang relatif lama. Itulah mengapa, kesabaran dan ketekunan sangat diperlukan ketika memproduksi sehelai Ulos.

Untuk memproduksi satu helai Ulos, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Pertama, proses penenunan benang. Proses penenunan ini menentukan motif ataupun jenis Ulos yang akan diproduksi. Kedua, pewarnaan kain. Biasanya, dominan warna dasar kain Ulos, Merah, Hitam, dan Putih. Seringkali, mereka menggunakan bahan alami untuk memberi warna dasar benang ulos. Setelah warna telah siap, barulah kain yang telah ditenun dicelupkan ke dalam cairan pewarna. Ada yang mengatakan, proses ini memakan waktu yang relatif lama. Untuk membuat kain dengan beberapa warna, kain tersebut haruslah dicelup ke dalam pewarna berulang. Setelah penenunan dan pewarnaan, proses selanjutnya adalah pengeringan. Setelah semua tahap tersebut telah dilalui, barulah Ulos dapat dibuat sedemikian rupa mengikuti bentuk kerajinan yang diinginkan.


Konon, tidak semua orang dapat membuat Ulos. Selain membutuhkan proses lama, butuh keahlian khusus untuk membuat sehelai Ulos. Di kalangan pengrajin Ulos, ada yang namanya tingkatan menenun. Tingkatan tersebut berdasarkan jumlah lidi yang digunakan untuk membuat motif kain. Untuk tingkat pemula, ia hanya diperbolehkan membuat Ulos dengan motif sederhana. Karena, untuk membuat motif tersebut hanya dibutuhkan beberapa jumlah lidi saja. Semakin banyak motif, jumlah lidi yang digunakan juga akan bertambah. Biasanya, jenis Ulos yang diproduksi pengrajin pemula adalah selendang. Ketika telah mampu menenun dengan mempergunakan tujuh buah lidi, ia dapat memproduksi berbagai jenis ataupun motif kain Ulos lainnya.

Menurut adat istiadat Batak, setiap orang Batak akan menerima minimal tiga macam Ulos sejak ia lahir hingga meninggal dunia. Pertama, ia akan memperoleh Ulos ketika baru dilahirkan ke dunia. Orang Batak juga akan menerima Ulos ketika ia menikah. Yang terakhir, ia akan menerima Ulos ketika meninggal dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...